07/08/12

Pasrah?

Puisi oleh Are de Peskim

biarkan aku jadi bintang yang berdarah

merah mata merah dada tak perlu menyatu
sekarang waktu buat sekarat
berpikir tentang dosa lantas memarahi tuhan

berabad hari kau menari seperti lilin
dengan langit yang lain di bawahku
aku tak melihat,meski benar kata-kata
" kamu yang perkasa ."

oh......hati telanjang begitu indah(tak mungkin)

"Ujung Jalan Berbatu"

Puisis oleh Are de Peskim

NB: untuk kawan-kawan Gerbong Merah

Telah kuhabiskan waktu
menunggu bayangmu
memotong senja berwarna emas
sementara lorong kelas menjelma jadi hati yang tertawa

sampai akhirnya keretamu tiba
aku lelah di ujung jalan
dengan surat cinta dari pinggir kota
di tangan kiri

gerakamu memotong senja
derapmu menyejukkan
ujung jalan berbatu kita kepung emasnya senja
ujung jalan berbatu kau tinggalkan tapak merah

Pinggir Kali, Mei 2012