Puisi oleh Are de Peskim
biarkan aku jadi bintang yang berdarah
merah mata merah dada tak perlu menyatu
sekarang waktu buat sekarat
berpikir tentang dosa lantas memarahi tuhan
berabad hari kau menari seperti lilin
dengan langit yang lain di bawahku
aku tak melihat,meski benar kata-kata
" kamu yang perkasa ."
oh......hati telanjang begitu indah(tak mungkin)
BatuTulis AreD'Peskim
cerita tentang kegelisahan, suka cita dan mimpi dari pinggiran kota di tenggara nusantara
07/08/12
"Ujung Jalan Berbatu"
Puisis oleh Are de Peskim
NB: untuk kawan-kawan Gerbong Merah
Telah kuhabiskan waktu
menunggu bayangmu
memotong senja berwarna emas
sementara lorong kelas menjelma jadi hati yang tertawa
sampai akhirnya keretamu tiba
aku lelah di ujung jalan
dengan surat cinta dari pinggir kota
di tangan kiri
gerakamu memotong senja
derapmu menyejukkan
ujung jalan berbatu kita kepung emasnya senja
ujung jalan berbatu kau tinggalkan tapak merah
Pinggir Kali, Mei 2012
NB: untuk kawan-kawan Gerbong Merah
Telah kuhabiskan waktu
menunggu bayangmu
memotong senja berwarna emas
sementara lorong kelas menjelma jadi hati yang tertawa
sampai akhirnya keretamu tiba
aku lelah di ujung jalan
dengan surat cinta dari pinggir kota
di tangan kiri
gerakamu memotong senja
derapmu menyejukkan
ujung jalan berbatu kita kepung emasnya senja
ujung jalan berbatu kau tinggalkan tapak merah
Pinggir Kali, Mei 2012
Langganan:
Postingan (Atom)