11/12/11

Revolusi Bolivarian dan Capaian Penegakan HAM Di Venezuela*)

Oleh : Are De Peskim**)
Di bawah kepemimpinan Hugo Chavez dengan Revolusi Bolivarian-nya, pemenuhan hak asasi manusia di Venezuela mengalami peningkatan, bahkan makin meluas tidak hanya untuk hak sipil politik tetapi juga hak ekonomi, sosial dan budaya. Mengenai hal ini, Duta Besar Venezuela untuk PBB, Jorge Valero, menegasakan bahwa Sosialisme dan Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan dua sisi mata uang dimana keduanya akan menciptakan peningkatan kualitas dalam segala aspek kehidupan manusia. Saat ini, Venezuela berusaha menjadi pelopor dalam praktik penghormatan terhadap HAM. Hal itu sesuai dengan filosofi politik dari bapak revolusi Amerika latin, Simon Bolivar, bahwa “pemerintahan yang yang paling sempurna adalah yang mampu menciptakan sebanyak mungkin kebahagiaan bagi sebanyak mungkin rakyat.”
Prestasi Pemenuhan HAM
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Komisi Ekonomi Untuk Amerika Latin Dan Karibia (ECLAC), diketahui bahwa kemiskinan di Venezuela telah mengalami penurunan dari 48,6% pada tahun 2002 menjadi 27,6% pada tahun 2008. Selain itu, ECLAC juga menemukan bahwa Venezuela merupakan negara dengan tingkat ketidakseimbangan distribusi pendapatannya pada tahun 2010 adalah paling kecil di Amerika Latin.
Di bidang kesehatan, sistem kesehatan publik dijalankan langsung di Barrio  dengan bantuan dokter Kuba. Pusat pelayanan kesehatan gratis untuk rakyat Venezuela sudah meningkat dari 4.000 menjadi 13.000. Lalu, jangan heran, selama periode 2003 sampai 2010 terdapat sekitar 432 juta kunjungan dari rakyat ke klinik-klinik yang melayani kesehatan gratis. Venezuela juga menyediakan operasi mata gratis kepada rakyatnya melalui program “Mission Miracle”.
Sementara itu, di bidang pendidikan, laporan UNESCO pada tahun 2010 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pendidikan tinggi di Venezuela adalah 83%, dan saat ini menempati posisi ke-5 di dunia dan ke-2 di Amerika Latin setelah Cuba dalam hal pengembangan kebudayaan.
Dalam hal pemenuhan hak atas pangan dan nutrisi, data dari Istitute Nasional Venezuela untuk Nutrisi (NIN) menunjukkan bahwa rata-rata asupan kalori rakyat Venezuela mengalamai peningkatan sebesar 27% dari tahun 1998 sampai 2009, yakni dari 2,202 menjadi 2,790% per hari. Asupan kalori per kapita di Venezuela berada jauh di atas target asupan kalori yang ditetapkan FAO, yakni 2,100. Bahkan jumlah anak-anak yang mengalami kekurangan gizi pun berkurang sebesar 58,5% selama satu dekade terakhir.
Pemenuhan Hak Politik
Sejak revolusi pertama kali bergulir pada tahun 1998, Venezuela telah menyelenggarakan 16 proses electoral. Hal itu menunjukkan betapa besar dukungan rakyat bagi demokrasi di Venezuela. Menurut Dewan Pemilihan Nasional Venezuela, partisipasi rakyat dalam pemilihan presiden mengalami peningkatan dari 54% pada tahun 1998 menjadi 74% pada tahun 2006. Konsitusi Bolivarian, khususnya pasal 67, sangat menghormati partisipasi warga negara dalam pemilu. Di situ, rakyat tidak hanya mengajukan diri sebagai anggota partai politik, tetapi juga melalui individu dari organisasi sosial dan lain-lain.
Pemerintah Venezuela juga menyediakan hak partisipasi warga melalui sejumlah proses politik seperti pemilu legislative, referendum, pengadilan terbuka, dan dewan rakyat. Selain itu, dalam bidang social dan ekonomi, rakyat diberi kesempatan untuk ikut terlibat dalam bentuk kemandirian individu atau pun kerja sama di bidang koperasi simpan pinjam dan lain sebagainya.
Sekolah HAM dan Politik: Memperkuat Kekuasaan Rakyat
Belum lama ini, kantor pembela HAM publik Venezuela meluncurkan sebuah program sekolah hak asasi manusi secara gratis yang diperuntukkan bagi para pekerja social dan aktivis komunitas yang selama ini telah mengkampanyekan hak asasi manusia. Program ini didanai oleh negara melalui yayasan Juan Vives Suria. Para calon peserta berkewajiban mengajukan proposal mengenai persoalan hak asasi manusia di komunitasnya masing-masing dan program sekolah HAM tersebut dapat akan membantu mereka menyelesaikan persoalan tersebut. “Tujuan dari sekolah ini adalah untuk membongkar visi hak asasi manusia yang liberal, individualis, dan reduksionis”, demikian kata Gabriela Ramirez, pimpinan pembela HAM publik Venezuela. Tujuan lainnya adalah untuk membangun budaya sadar HAM yang berkelanjutan.
Tidak hanya itu, pemerintahan Chavez melalui INCES, sebuah institute yang bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan bagi kaum sosialis, selama ini menyediakan pelatihan bagi setiap orang yang memiliki kesadaran revolusioner dan ideologis yang menerima tanggung jawab sebagai alat pembebasan yang mampu mentransformasikan sistem produksi tradisional dari kapitalisme menjadi sistem ekonomi yang humanis, adil, serta egalitarian. INCES saat ini sedang menjalankan sebuah program pendidikan politik jangka panjang yang disebut Sekolah untuk Penguatan People Power. Sekolah ini mendapat alokasi anggaran sebesar 65 juta bolivar (setara dengan $15,1 juta) untuk tahun anggaran 2012. Sekolah ini menyediakan pelatihan bagi unsure-unsur pokok yang mewakili beragam kelompok seperti para juru bicara dewan komunal, keuangan, dan lembaga-lembaga kebudayaan bahkan bagi kelompok professional seperti dokter, pengecara, sebagaimana juga diberikan kepada kelas buruh tradisional, termasuk juga para pekerja di perusahan negara. Tujuannya: menciptakan barisan pekerja sosialis yang memberikan contoh mengenai konsep kerja yang berakar pada komitmen pada kebaikan sosial. Kurikulum pendidikannya mencakup sejarah alternative Venezuela yang dimulai dari perjuangan melawan Kerajaan Spanyol sampai dengan perjuangan mewujudkan kesejahteraan serta perlawanan terhadap hegemoni Amerika Serikat. Selain itu juga peserta akan mempelajari kurikulum pemikiran-pemikiran Simon Bolivar. Pelatihan itu sendiri berlangsung di komunitas-komunitas dan tempat kerja dari para peserta pelatihan.
*) Pernah dimuat di http://berdikarionline.com/ pada tanggal 28 November 2011
**) Mahasiswa FKIP UNDANA dan aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar